Howard Aiken: Visioner di Balik Harvard Mark I

Howard Hathaway Aiken (1900–1973), fisikawan Harvard, jadi sosok penting di balik lahirnya komputer modern. Tantangan perhitungan disertasi fisika mendorongnya mencari solusi otomatis. Dari frustrasi lahirlah visi: mesin yang bisa diprogram untuk menghitung cepat dan akurat.
Harvard Mark I: Raksasa Awal Komputer
Tahun 1937, terinspirasi Analytical Engine Babbage, Aiken merancang kalkulator otomatis. IBM mendukung penuh. Hasilnya: Harvard Mark I (1944). Panjang 15 meter, berat 4,5 ton, mesin elektromekanik ini menghitung dengan relay elektromagnetik. Program dimasukkan lewat pita kertas berlubang.
Kapasitas: simpan 72 bilangan (23 digit desimal). Dipakai Angkatan Laut AS untuk tabel balistik & perhitungan Proyek Manhattan. Dari sinilah lahir istilah Arsitektur Harvard (instruksi & data dipisah).
Kontroversi dengan IBM
Keberhasilan Mark I dibarengi konflik. Aiken enggan memberi kredit pada IBM saat peresmian. Watson Sr. murka, IBM pun jalan sendiri dengan proyek lebih canggih. Rivalitas ini memicu lahirnya inovasi baru, seperti IBM SSEC.
Warisan Aiken
Aiken mengembangkan Mark II, III, IV dengan teknologi tabung vakum. Ia juga melahirkan generasi komputasi baru lewat didikan murid-muridnya, termasuk Grace Hopper. Konsep Arsitektur Harvard tetap dipakai dalam embedded system modern. Atas jasanya, Aiken menerima IEEE Edison Medal (1970).
Kesimpulan
Howard Aiken bukan sekadar perancang mesin, tapi arsitek disiplin ilmu komputer. Tanpa keberanian dan visinya, era digital mungkin datang jauh lebih lambat.