Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Singkat HTML (HyperText Markup Language)

Ilustrasi Sir Tim Berners-Lee dengan PC era 90-an

1. Munculnya Konsep Hypertext (Akhir 1980-an - Awal 1990-an)

HTML (HyperText Markup Language) adalah tulang punggung setiap halaman web yang kamu buka. Dari tampilan hingga struktur, semuanya dimulai dari baris-baris markup ini. Tapi HTML bukan cuma soal <div> dan <p>—perjalanannya merefleksikan evolusi internet itu sendiri, dari sekadar berbagi dokumen hingga jadi fondasi aplikasi web interaktif masa kini.

Semuanya berawal di CERN, Swiss. Tahun 1989, Tim Berners-Lee—seorang ilmuwan komputer—mengusulkan sistem hypertext untuk memudahkan peneliti bertukar informasi. Tahun berikutnya, lahirlah prototipe World Wide Web lengkap dengan browser dan web server pertama. Pada akhir 1991, Berners-Lee mempublikasikan dokumen “HTML Tags” yang menjelaskan 18 elemen HTML awal, termasuk <title>, <p>, dan tentu saja, <a> untuk hyperlink. Simple but revolutionary.

📍 Referensi: [1], [2]

2. Standardisasi Awal dan Evolusi Fitur (1990-an)

Saat web makin ngetren, HTML butuh rumah yang lebih resmi. IETF pun bikin HTML Working Group, dan dari sinilah sejarah HTML sebagai standar dimulai.

  • HTML 2.0 (1995): Versi formal pertama yang menetapkan aturan baku HTML, termasuk dukungan untuk formulir via <form>.
  • HTML 3.2 (1997): Dirilis oleh W3C, menambahkan fitur penting kayak <table>, <font>, dan scripting dasar.
  • HTML 4.01 (1999): Big upgrade! Pisahin konten dan presentasi dengan CSS, serta perkenalan dukungan scripting via JavaScript.

📍 Referensi: [1], [3], [4]

3. XHTML dan Jalan Menuju Kedisiplinan (Awal 2000-an)

Masuk era 2000-an, W3C mencoba bikin HTML lebih ‘rapi’ dengan merilis XHTML 1.0. Tujuannya: menggabungkan HTML dengan aturan ketat XML. Jadi semua tag harus ditutup dengan benar, atribut wajib pakai tanda kutip, dll.

Masalahnya? Browser waktu itu belum siap nurut 100%. Banyak yang merasa XHTML itu terlalu ribet, bikin komunitas pengembang pecah dua: yang pro-standar vs. yang realistis.

📍 Referensi: [1], [4]

4. HTML5 dan Lahirnya "Living Standard" (2004 – Sekarang)

Frustrasi atas lambatnya inovasi web bikin Apple, Mozilla, dan Opera mendirikan WHATWG tahun 2004. Mereka langsung gas bikin standar HTML versi sendiri yang lebih fleksibel, praktis, dan kompatibel mundur.

  • HTML5 (2014): Dirilis sebagai hasil kolaborasi panjang antara W3C dan WHATWG. Fitur barunya gokil:
    • Elemen semantik kayak <header>, <section>, <article>, <footer>
    • Dukungan native untuk <video> dan <audio> (bye Flash)
    • <canvas> buat grafik 2D
    • API baru untuk geolokasi, drag-and-drop, storage lokal, dll

Sekarang, gak ada lagi versi "HTML6" atau "HTML7". Karena sejak 2019, WHATWG jadi satu-satunya pengelola HTML, dan standar ini hidup terus alias Living Standard. Artinya: fitur baru bisa ditambah secara bertahap tanpa harus nunggu versi mayor.

📍 Referensi: [2], [4], [5]

Penutup

HTML bukan sekadar bahasa markup—ia adalah cerita tentang bagaimana internet berevolusi. Dari halaman statis berisi teks ke aplikasi interaktif dengan fitur canggih. Dan perjalanannya belum selesai. HTML terus hidup, terus tumbuh. Jadi, kalau kamu web developer atau sekadar netizen yang penasaran: yes, you're living the web's evolution—line by line.

📚 Referensi Akademik

  1. A Brief History of HTML - University of Washington
  2. HTML - Wikipedia
  3. HTML WG Wiki - W3C
  4. HTML History - Scribd
  5. WHATWG - Wikipedia