Sejarah Singkat CSS (Cascading Style Sheets)

Kalau kamu pernah ngutak-atik tampilan web dan nemu kata “CSS”, maka kamu berhutang besar sama satu orang ini: Håkon Wium Lie. Ilmuwan komputer asal Norwegia ini dijuluki “bapak CSS” karena dialah otak di balik sistem styling web modern. Lahir di Halden, Norwegia, Lie bukan orang sembarangan—dia belajar di Østfold University College, University of Colorado Boulder, sampai ke Massachusetts Institute of Technology (MIT). Dan di sinilah semuanya dimulai.
Tahun 1994, waktu kerja bareng Tim Berners-Lee di CERN (yes, si pencipta WWW itu!), Lie ngeluarin ide radikal: gimana kalau gaya visual web dipisah dari struktur kontennya? Lahirlah konsep Cascading Style Sheets alias CSS, yang jadi dasar dari hampir semua halaman web zaman now. Lie pun lanjut berkarya di W3C, dan akhirnya duduk di posisi CTO di Opera Software. Doi nggak cuma ngubah cara desain web, tapi bener-bener ngebentuk wajah internet modern.
Awal Mula CSS: Dari Berantakan Jadi Elegan
Sebelum CSS hadir, styling halaman web itu... chaos. Semua gaya ditulis langsung di HTML pakai tag <font>
atau atribut warna.
Ribet banget! Coba bayangin harus ganti font satu-satu di tiap elemen, di tiap halaman. Hasilnya?
Kode jadi berantakan, susah dibaca, dan nyakitin mata developer.
Masalahnya banyak:
- Gaya nggak konsisten: Setiap elemen harus diatur satu per satu.
- Susah dipelihara: Mau ganti warna tema? Siap-siap lembur.
- Desain terbatas: Mau bikin layout keren? Mimpi dulu.
- HTML jadi gemuk: Presentasi dan konten campur aduk.
Nah, ngelihat kekacauan ini, Håkon pun bikin proposal CSS tanggal 10 Oktober 1994. Idenya simpel tapi jenius: bikin bahasa styling terpisah yang bisa dipakai di banyak halaman sekaligus. Biar gampang dipelihara dan lebih fleksibel. Salah satu fitur andalan ide ini adalah konsep “cascading”—gimana aturan styling bisa ditumpuk dan diwariskan secara cerdas.
Dia nggak jalan sendiri. Bert Bos, rekan sesama jenius, gabung buat ngerjain spesifikasi CSS bareng. Akhirnya, tanggal 17 Desember 1996, W3C resmi ngerilis CSS Level 1 (CSS1). Dunia web pun berubah total.
Dari CSS1 ke Masa Depan Web
Sejak rilis pertamanya, CSS terus berevolusi. Dari CSS2, CSS3, sampai sekarang udah modular banget: ada grid layout, flexbox, animasi, bahkan styling buat dark mode. Desainer dan developer bisa lebih bebas berekspresi, tanpa harus nyentuh struktur HTML. CSS juga jadi pondasi buat bikin web responsif, elegan, dan inklusif.
Lahirnya CSS itu bukan cuma upgrade teknis. Itu revolusi. CSS ngasih ruang buat kreativitas tumbuh, sambil tetap menjaga struktur yang rapi. Tanpa CSS, web yang kita kenal sekarang bakal kelihatan kayak tahun '90-an selamanya.
Sumber Akademik:
- Lie, H. W., & Bos, B. (1997). Cascading Style Sheets: Designing for the Web. Addison-Wesley.
- W3C. (1996). Cascading Style Sheets, level 1. W3C Recommendation.
- Bos, B., & Lie, H. W. (1999). The CSS Saga. Dalam Web Style Guide (Pearson Education).